Sejarah Dari Pulau Kelor Dan Benteng Martello
Chrno History - Tiap tempat rekreasi pastinya punyai sejarahnya masing masing. Begitupun dengan pulau Kelor yang ada pada satu diantara kelompok kepulauan Seribu. Sejarah Pulau Kelor ini cukuplah panjang dan menaruh perjuangan kakek moyang kita saat hadapi kolonialisme Belanda. Ada banyak bangunan historis didalamnya.
Meskipun termasuk menaruh banyak bangunan historis, tidak ada yang dapat menampik bila Pulau Kelor ini punyai pemandangan yang demikian elok. Dengan pesisir pantai yang paling eksotis, Anda dapat nikmati baik sunset atau sunrise di ke-2 segi pulau. Tiap-tiap hari senantiasa ada pengunjung banyak yang datang ke pulau satu ini.
Pulau Kelor ini berada benar di pesisir barat Kepulauan Seribu. Secara administratif, Pulau satu ini jadi sisi dari Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada begitu bersisihan dengan Pulau Petondan Kecil, Pulau Petondan Besar, Pulau Onrust, Pulau Bidadari, dan rekreasi Pulau pari. Ketimbang dengan pulau lain, pulau satu ini termasuk lebih kecil. Apa lagi bila Anda menyaksikannya lewat peta.
Sejarah pulau Kelor sering menjadi soal yang bagus untuk dikupas. Pelbagai warisan penjajahan didalamnya memang jadi daya magnet khusus buat banyak ilmuwan untuk bertandang. Bukan hanya dari Indonesia, bahkan juga banyak ilmuwan ini hadir di luar negeri juga. Terus apa sejarah pulau ini yang jarang-jarang orang pahami? Baca keterangan selengkapnya tersebut ini.
Asal Muasal Nama Pulau Kelor
Nama Pulau Kelor mulai terkenal sejak mulai Belanda tinggalkan negeri ini. Dahulunya pulau satu ini dinamakan Pulau Keurkof dengan bahasa Belanda. Ini berarti pulau Pusara. Ini dikarenakan Belanda dan warga di tempat menjadikan menjadi pusara. Dan nama Kelor yang diberikan punyai sejumlah akibat.
Menurut warga di tempat, Pulau satu ini dinamakan Kelor sebab di dalamnya dulur ada banyak tanaman kelor. Namun lalu tanaman itu raib sebab proses abrasi air laut yang paling kuat. Sampai sekarang cuma ada sekian banyak saja tumbuhan kelor yang tumbuh didalamnya.
Dan menurut rujukan ke-2 , nama Kelor pada pulau satu ini disebabkan dari luasnya yang jauh makin kecil ketimbang dengan pulau lain. Oleh karena itu menjadi wujud satir, dipasangkanlah nama Kelor berada di belakang pulau menjadi representasi dari luasnya yang paling kecil itu. Sejarah pulau kelor berkaitan namanya ini benar-benar masih dipersoalkan sampai sekarang ini.
Benteng Martello, Saksi Bisu Pertahanan Maritim VOC
Penting dipahami, pulau kelor ini punyai banyak warisan berasal dari saat kemarin. Satu diantara yang sangat menarik perhatian banyak turis ialah Benteng Martello yang ada pada pesisir barat pulau ini. Benteng Martello ini adalah daya magnet khusus dari sejarah Pulau Kelor. Bila Anda ada pada pulau yang lain bersisihan dengan pulau Kelor, Benteng satu ini dapat tampak dengan Terang.
Banyak yang menjelaskan bila benteng satu ini ialah bikinan Belanda. Namun ini tak seluruhnya betul. Disaksikan dari konstruksi yang diaplikasikan, benteng satu ini ialah bikinan banyak kakek moyang warga di pulau Kelor. Pasalnya bata yang jadikan bahan baku pembikinan ialah bata merah. Bata merah ini adalah satu diantara ciri-ciri bikinan dalam negeri.
Bata berasal dari Belanda warna lebih kekuningan dan memiliki ukuran lebih kecil. Benteng Martello ini adalah saksi bisu begitu luar biasanya banyak petugas konstruksi bangunan pulau kelor zaman dulu. Tetapi sebab dikonsumsi oleh waktu, situasi Benteng satu ini telah memulai ringkih.
Berdasar sumber sejarah Pulau Kelor, Dahulunya Benteng satu ini dipakai menjadi media pertahanan belanda dari gempuran Portugis. Benteng mulai dibikin di tahun 1850. Dikisahkan, pembangunan benteng satu ini makan banyak korban. Pasalnya bekal yang diberi sangat juga sedikitnya . Sehingga banyak buruh yang kelaparan.
Benteng dengan ketinggian 15 mtr. ini punyai terowong teristimewa pada sisi dalamnya. Tetapi kita tidak diperbolehkan masuk ke dalamnya. Menurut cerita warga di tempat, terowong ini akan bawa kita ke tengah laut. Namun tidak ada analisis yang sah berkaitan ini. Yang benar, Benteng Martello ini adalah sisi paling penting dalam sejarah pulau Kelor.
Pulau Kelor Dulunya Pemakaman Warga dan Tentara VOC
Dari mulai tahun 1450 semasa kolonialisme Belanda, Pulau Kelor ini dahulunya adalah tempat warga di tempat memakamkan saudaranya. Terdapat banyak pula tentara VOC yang dimakamkan di pulau satu ini. Tetapi sebab telah terkikis waktu, pusara itu raib tak ditemui.
Pemandu rekreasi di Pulau satu ini menjelaskan hal sama. Bahkan juga ia berani taruhan bila pusara itu masihlah ada di bawah tanah pasir putih yang diinjak oleh banyak turis. Tidaklah aneh bila lalu warga di tempat memandang bila pulau satu ini begitu menakutkan. Nyatanya argumen satu ini sebagai sebabnya.
Hingga saat ini tidak ada analisis teristimewa yang menunjukkan terdapat banyak mayat dibalik kecantikan pulau satu ini. Tak juga ada literatur sejarah Pulau Kelor yang beri dukungan. Sekarang pulau Kelor sendiri jadi sisi dari cagar budaya dan diprotek oleh pemerintahan di bawah lindungan Unit Museum Kebaharian Kota Jakarta.
Ditinggal Pada Tahun 1883 Karena Gunung Krakatau Meletus
Pulau Kelor ini nyatanya pernah juga jadi pulau "hantu" di tahun 1885 lalu. Pasalnya pada tahun itu Gunung Krakatau meledak dengan begitu dahsyatnya. Sebab letusan hebat ini, orang di tempat lalu tinggalkan pulau itu untuk berubah ke pulau yang lain makin aman.
Letusan Gunung Krakatau ini juga yang lalu menghancurkan wujud benteng Martello yang berada pada dalamnya. Mujur kerusakan yang disebabkan tak menimbulkan keruntuhan keseluruhan. Cuma bagian-bagian saja yang mengenyam kerusakan kritis dan tetap bisa di benahi tiada kurangi nilai sejarahnya.
Selainnya menghadirkan kerusakan dari arah atas, letusan Gunung Krakatau ini mengakibatkan berlangsungnya Tsunami dan merusak bangunan yang lain berada pada dalam pulau satu ini. Ini kemungkinan jarang-jarang diucap dalam sejarah Pulau Kelor. Cuma warga lebih kurang saja yang ceritakannya dari angkatan ke angkatan.
Jadi Kuburan Dari Tragedi Zeven Provincien
Selainnya jadi pusara buat warga di tempat dan tentara Belanda, ada kejadian lain dibalik kecantikan Pulau Kelor ini. Diantaranya ialah momen Zeven Provinciƫn atau bencana Kapal Tujuh pada Februari 1933. Ini adalah satu diantara sisi paling besar dalam sejarah Kepulauan Seribu terutama Pulau Kelor. Otomatis, bencana satu ini jadi penurunan besar tentara VOC ketika itu. Terdapat banyak sebagai korban didalamnya.
Diakui, bencana yang berada di pesisir Sumatera ini malahan selesai di terlepas pantai Pulau Kelor. Momen satu ini ialah moment di mana banyak karyawan menampik untuk di turunkan upahnya oleh Maritim Belanda. Lalu terbentuklah perang di atas kapal di antara awak dengan banyak penjajah. Pemerintahan belanda lalu mengantarkan kapal pengebom dan merusak kapal satu ini dengan banyak awaknya di terlepas pantai Pulau Kelor.
Buat Anda yang akan bertandang ke Pulau Kelor ini, begitu disarankan untuk mendatanginya saat pagi hari. Karenanya pulau satu ini termasuk sepi bila bergerak sore hari. Yakini Anda mendalami sejarah Pulau Kelor yang kami bahas ini biar dapat semakin meresapi saat bertandang kesana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar