Senjata Paling Menakutkan Perang Dunia II, Katyusha
Chrno History - Peluncur roket punyai Uni Soviet, Katyusha, didapati jadi salah satu senjata paling mematikan waktu Perang Dunia II. Banyak laporan yang menjelaskan, waktu roket ini meluncur, prajurit Jerman betul-betul takut dengan hantaman Katyusha. Karena menyebarkan serpihan logam ke sejumlah arah. Suara yang dibikin demikian keras dan membuat prajurit musuh semakin menciut. Ditambahkan, senjata ini mobile dan bisa diletakkan untuk menggebuk mana saja wilayah yang dicari.Diambil dari RBTH, permulaannya Katyusha diperkenalkan pada pejabat-pejabat tertinggi Uni Soviet sebelum Perang Dunia II. Karena design yang tidak mempesona, yaitu senjata yang diletakkan pada truk, sambutannya dingin. Waktu itu Menteri Pertahanan Semyon Timoshenko mengungkapkan kekesalan karena sulit mendapatkan persetujuan. Tetapi, setelah beberapa lama menggantung, Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin memberi lampu hijau untuk membuahkan Katyusha. Sebelum pasukan Jerman menyeberangi pinggiran Uni Soviet.
“Ada banyak permasalahan waktu sebagian orang jadi histeris karena tembakan peluncur roket Soviet,” kata satu orang kopral Jerman yang tertangkap, berdasarkan satu laporan yang dicatat selama serangan balik Tentara Merah pada 1941. Orang itu merujuk pada ‘Katyusha’ yang menakutkan.
1. Paling rahasia
Katyusha dipertunjukkan pada pejabat-pejabat tertinggi Soviet cocok sebelum Perang Dunia II. Permulaannya, perangkat itu, beberapa proyektil yang dipasang di atas truk sederhana, betul-betul tidak mempesona. Tapi, waktu senjata itu menembakkan proyektilnya, mereka bingung. Yang pertama kali sadar adalah Menteri Pertahanan Semyon Timoshenko. Dengan geram, ia menegur wakilnya, “Mengapa Anda tidak memberi tahu saya mengenai senjata ini?” Ketentuan akhir untuk membuahkan Katyusha diambil satu hari sebelum pasukan Jerman menyeberangi pinggiran Soviet pada 21 Juni.Sesaat sebelum perang, Josef Stalin memberi lampu hijau untuk memproduksinya dengan massal. Senjata baru itu betul-betul penambahan yang rahasia. Setiap Katyusha dilengkapi alat peledak sampai senjata itu bisa dihancurkan sebelum Jerman berkesempatan merebutnya. Resimen Katyusha bahkan disebut Pasukan Mortir supaya mereka tidak disangka memiliki peluncur roket.
2. ‘Senjata tidak dikenal’
Nama resmi senjata itu adalah BM-13. BM berarti mesin tempur dan angka 13 merujuk pada kaliber rudalnya. Unit uji coba pertama yang terdiri dari tujuh BM-13 di bawah komando Kapten Ivan Flerov. Digunakan dalam pertempuran untuk pertama kalinya di kota Orsha (500 km di barat Moskow, sekarang ini masuk dalam wilayah Belarus) pada 14 Juli. Orsha itu ialah pusat pekerjaan transportasi yang sudah diambil Wehrmacht Jerman.Ada banyak pasukan dan amunisi yang dikerahkan dari sana. Dalam debut pertamanya, Katyusha melewati semua kemauan beberapa pemimpin militer Soviet. Peluncur roket Katyusha membombardir dan meluluhlantakkan daerah itu dan dengan cepat meninggalkan tempat serangan. Kepala Staf Umum Wehrmacht Franz Halder tulis kejadian ini dalam dalam buku hariannya. “Rusia menggunakan senjata yang sampai sekarang ini tidak didapati. Hujan proyektil membakar Stasiun Kereta Api Orsha, semua pasukan, dan perangkat keras militer. Logam mencair dan tanah terbakar.”
3. Cepat dan mengerikan
Efek kejut dan mengakibatkan kerusakan pada musuh terutamanya karena oleh potensi baterai Katyusha yang bisa memberikan beberapa ton ledakan. Hanya dalam beberapa waktu untuk mencakup ruangan yang luas. Potensi tembakan salvo (tembakan serentak) semacam itu sesuai 70 senjata artileri berat yang digabungkan juga sekaligus. Tapi, tidak seperti artileri tradisional, BM-13 bisa bergerak dan berubah dengan cepat di antara beberapa titik tembak. Itu membuat mereka sulit dicari.Rudal Katyusha diperkirakan untuk meninggalkan jejak sekecil mungkin. Karena itu, musuh tidak mungkin mengidentifikasi tempat baterai dan kerjakan serangan balik. Sejak 1942, mereka dipasang di atas truk Studebaker Amerika yang diterima Uni Soviet jadi bagian dari Program Lend-Lease. Kuat dan cepat, truk itu betul-betul pasangan yang baik untuk Katyusha.
Setelah bisa dibuktikan keandalannya dalam pertempuran, beberapa unit peluncur roket baru dibikin dan dikirim ke garis depan. Sejak itu, Katyusha jadi senjata Soviet yang digunakan dengan luas. Peluncur roket itu jadi salah satu simbol penting Perang Dunia II buat orang Rusia. Kapten Flerov berperang sampai awal Oktober untuk meredam pasukan Wehrmacht masuk Moskow. Tapi, unitnya dikepung di kota Vyazma (300 km di samping barat Moskow).
Prajurit-prajurit Flerov menembakkan semua misil mereka dan meledakkan Katyusha. Jerman tidak berhasil mengambil peralatan atau menahan satu orang tentara juga. Karena unit itu berperang habis-habisan sampai prajurit terakhir mati. Atas keberanian dan pengorbanan sang kapten dalam pertempuran itu, Flerov dikasih penghargaan anumerta.
4. Jerman gagal ikuti
Jerman betul-betul ingin tahu dengan senjata baru Soviet, tetapi mereka tidak bisa mendapatkannya. Selanjutnya, komandan Nazi yang popular, Otto Skorzeny, disadari untuk mendapatkan peluncur roket itu. Tapi waktu Nazi selanjutnya mendapatkan Katyusha, mereka kenyataannya tidak bisa menirunya. Mereka menerangkan bila bagian yang gagal dinaikkan Jerman adalah bubuk istimewa yang digunakan dalam rudal Soviet. Bubuk itu tidak meninggalkan jejak dan membuat rudal bisa terbang dengan stabil dan lebih jauh.Jerman mempunya peluncur roketnya sendiri, yaitu Nebelwerfer, mortir enam barel. Tapi, senjata itu tidak dapat menembakkan rudal seputar Katyusha (biasanya 16), tidak bergerak, memiliki jangkauan lebih pendek. Dan setelah penembakan meninggalkan jejak panjang di langit sampai mengutarakan tempat penembakan. Jerman gagal membuat pola peluncur roket gandanya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar