Sejarah Kereta di Indonesia - Chrno History

Sejarah Kereta di Indonesia

Chrno History - Jika lihat dunia perkeretaapian sekarang ini yang sudah serba hebat dan otomatis, mungkin kita tidak pernah pikirkan. Jika kereta api waktu dahulu jauh dari hal tersebut. Kereta api waktu dahulu bahkan ada yang ditarik dengan tenaga kuda untuk kereta penumpang. Dan tenaga lembu untuk kereta barang.

Ada satu berita menurut berita kabar Harian Kompas, 29 Agustus 1969. Yang menjelaskan bila awalnya rute atau trayek kereta api yang dapat ditempuh tidak begitu jauh. Perusahaan pengelola perjalanan kereta api waktu dahulu sampai 10 perusahaan. Yang seterusnya dilebur jadi satu waktu waktu penjajahan Jepang.

Kereta api waktu dahulu ditarik oleh empat ekor kuda serta lembu 

Pada awal 1900-an, kereta penumpang ditarik oleh empat ekor kuda. Trayek untuk kereta penumpang adalah dari Purwosari sampai Boyolali. Rangkaian keretanya hanya beberapa satu atau dua gerbong. Sedang kereta barang ditarik dengan tenaga lembu. Kereta barang ini digunakan untuk mengusung tebu punyai pabrik gula, bukan kereta penunpang untuk umum.

Kontur jalan dari Purwosari ke Boyolali naik-turun. Waktu lewat jalan mendaki, kereta akan ditarik oleh kuda. Tetapi, dari Boyolali-Banyudono yang jalanannya alami penurunan. Kereta akan didorong dan selanjutnya bisa bergerak sendiri sampai Banyudono. Kuda yang digunakan untuk menarik kereta diangkut dengan gerbong istimewa. Waktu kembali dari Banyudono ke Purwosari, kuda-kuda ini akan kembali kerja menarik kereta dari Boyolali sampai Purwosari. Langkah tersebut terus ditangani sampai sekitar tahun 1912-an.

Selanjutnya, fungsi kuda ditukar dengan lokomotif. Lokomotif yang digunakan pada awal hadirnya disebut seperti stoomwels yang digunakan untuk mengeraskan jalan. Dan dilengkapi dengan handel maju mundur. Lokomotif ini berbentuk persegi, tanpa stokker, dan hanya digerakkan oleh masinis. Lokomotif seperti ini membuat kereta api waktu dahulu sulit menghindar jika berjalan bahaya dalam perjalanan. Bukti tersebutlah yang selanjutnya membuat pengelola memberi penambahan personel tukang rem. Dan personel lain yang akan membantu waktu kereta kerja. Lokomotif ini diberi nomor seri 201 sampai 210.

Lokomotif dan rel “bergigi gelap” cuma satu di Trayek Bedono - Gemawang 

Untuk trayek Magelang – Ambarawa yang didominasi jalan naik, dibuatlah lokomotif dan rel “bergigi gelap”. Lokomotif model ini ialah cuma satu di Pulau Jawa. Pada trayek ini, kereta api menggunakan dua buah loko, yaitu di muka dan di belakang. Waktu kondisi jalan kereta naik, loko bergigi gelap akan diletakkan di belakang, jika jalanan turunan karena itu dipindah ke depan.

Beberapa perusahaan kereta api dengan trayek di Pulau Jawa 

Waktu itu masih ada sekitar 10 perusahaan yang mengatur perjalanan kereta api. Salah satu perusahaan kereta api waktu dahulu yang paling kuat. Dan mempunyai jarak trayek yang paling panjang adalah NIS atau Nederland Indische Stoomtram Mi. Persuhaan ini berpusat di Jogja, tapi selanjutnya geser ke Semarang. Perusahaan lainnya adalah SS (Staat Spoor). SS ialah perusahaan punyai negara yang dibuat pada 1879 dan berpusat di Bandung. SS kerja dengan NIS dengan menyewa rel dan bertukas trayek.

Bukan sekedar dua perusahaan itu, ada juga perusahaan swasta lainnya. Mulai dari SCS (Semarang Chirebon - Stoomtram Mij), SJS (Semarang - Juana Stoomtram Mij), SDS (Seraju - Dal Stoomtram Mij). Lalu OJS (Oost Java Stoomtram Mij), Kediri Stoomtram Mij, Malang Stoomtram Mij, Madura Stoomtram Mij, Pasuruan Stoomtram Mij. Dan Probolinggo Stoomtram Mij.

Ongkos dan karcis yang berbeda 

Kereta api waktu dahulu memiliki perbedaan untuk ongkos dan warna karcis buat warga pribumi dan kulit putih. Warga pribumi diberi karcis kereta berwarna hijau di harga lebih murah. Dibandingkan karcis warna putih yang dijual pada seorang berkulit putih. Uniknya, warga pribumi yang menggunakan kopiah atau peci, seperti haji, turuti ketetapan untuk orang berkulit putih. Yaitu karcis berwarna putih di harga yang lebih tinggi.